Label

Selasa, 17 Juli 2012

Garuda Tergelincir Di Bandara SSK II Pekanbaru, Sejumlah penerbangan di Tunda


PEKANBARU (VOKAL)--Pesawat garuda 738 dengan penerbangan GA 174, dari Jakarta tergelincir di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II. Dari keterangan yang dihimpun Harian Vokal, penerbangan dari bandara Soekarno Hatta, Jakarta dari pukul 14.00 Wib dan lending di Bandara SSK II Pekanbaru dalam kedaan darurat pukul Rp 15.30 Wib.

162 penumpang dapat keluar dengan selamat, meski sempat terkurung di dalam pesawat selama 30 menit. Sementara itu, Mentri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Batasar Kayambua juga berada dalam pesawat tersebut.
"Setengah jam penumpang belum dapat evakuasi dan terkurung di dalam pesawat.  Alhamdllah tak ada korban jiwa ataupun yang luka-luka, tapi suasana memang menegangkan," jelas Arifin, salah seorang penumpang kepada Harian Vokal, Selasa (17/6) di terminal baru bandara SSK II.

Menurut pengakuan penumpang, Syahrul kepada Harian Vokal, sebelum pesawat lending sempat berputar beberapa kali di udara. Karena cuaca buruk membuat pilot pesawat ragu mendarat. Bahkan, kata Syahrul, sempat ada rencana dari pilot untuk memutar pesawat ke bandara provinsi lain. Namun, proses pendaratan akhirnya diputuskan tetap di bandara SSK II meski dengan resiko. 

"Hal itu dijelaskan awak pesawat setelah badan pesawat berada dalam rumput," kata syahrul.
Dijelaskan Syahrul, menjelang pesawat turun terjadi goncangan yang luar biasa. Semua penumpang yang tidak memasang sabuk pengaman terpantul ke atas. Hal tersebut ditenangkan oleh awak pesawat. Awak pesawat mengatakan "tenang-tenang, tidak bakal terjadi apa-apa, tetap waspada". Ternyata lendingnya tidak ditengah landasan. Bahkan, keluar dari landasan sekitar 10 meter. 

"Baru sebentar, pesawat sudah berada di atas rumput, di luar landasan sekitar 10 meter sebelah barat Bandara. Badan pesawat melintang," kata syahrul. 

Menurut Syahrul, setelah pesawat berhenti, langsung pilot menghadap penumpang. Pilot minta maaf karena ada kesalahan pada sistem pengereman pesawat.

" Pilot minta maaf dikatakannya ada sistem pengereman bermasalah," sebutnya lagi.
Sementara itu, Siti Khalifah yang juga salah satu penumpang mengatakan hal senada. Dikatakannya, dirinya sempat terkurung selama kurang lebih setengah jam dalam pesawat. Memang dari terjadi goncangan di dalam pesawat semua terdiam. Hal tersebut mungkin karena kecemasan penumpang. Dia sendiri mengaku sangat ketakutan saat kejadian. 

"Alhamdllah semua penumpang selamat. Meski saya merasa ketakutan tadinya. Untung saja pilotnya hebat akhirnya pesawat bisa didaratkan meski di atas rumput," terang Siti kepada Harian Vokal.

Ketika dikonfirmasi ke Duty Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Ibnu Hasan, dia hanya meminta maaf kepada wartawan. Dia mengaku tidak tahu dengan kejadian tersebut.

"Mohon maaf saudara-saudara, saya belum tahu. Maaf, belum bisa beri keeterangan. Nantilah dulu, ada konferensi pers.  Cuma bandara kita ini tutup 1 jam untuk proses evakuasi," katanya sekitar pukul 16.15 wib di Bandara.

Namun, hingga pukul 18.20 menit, pesawat Garuda tersebut masih berada dengan kedaan melintang di atas rumput bagian barat bandara. Sama sekali, belum ada pengevakuasian. Sehingga, hal tersebut membuat penerbangan dari SSK II terpaksa ditunda. 

Ketika wartawan hendak mengambil foto  dan masuk ke TKP, pihak bandara tidak mengizinkan.
"Tidak boleh ada yang masuk meski dari media manapun,"  kata seorang petugas bandara yang tidak mau menyebutkan namanya. 

Sementara itu, saat Harian Vokal mendatangi ruangan OIC untuk menemui Kepala Cabang Bandara, Anggoro Laras, namun tidak seorangpun berada di ruangan tersebut. Terlihat ruangan OIC kosong melompong. Saat ditanya ke security yang sedang bertugas, dia juga mengaku tidak tahu keberadaan kepala cabang dan petugas lainnya. 

Sementara manajer Garuda Pekanbaru, Erina Damayanti, saat dihubungi melalui telepon selulernya dengan nomor 081357846222 sebanyak 7 kali, meski panggilan masuk namun tak ada jawaban. SMS yang dikirim juga tak pernah dibalas.

Sejumlah Penerbangan Di Bandara SSK II Terpaksa Ditunda

Sejumlah penerbangan dari bandara SSK II Pekanbaru terpaksa ditunda selama proses evakuasi pesawat garuda belum selesai dilaksanakan. Hal tersebut membuat calon penumpang  dari berbagai penerbangan kecewa karena tidak ada informasi secara resmi disampaikan. 

Adapun penerbangan yang terpaksa ditunda, yakni Lion Air JT 238 dari Pekanbaru menuju Batam dengan jadwal penerbangan pukul 15.00. Lion Air JT 239 dari Bandara SSK II menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan 17. 10 wib. Sriwijaya air SJ 041 menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan pukul 17.30. Garuda Indonesia GA 179 menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan 18.30 wib. Lion air JT 295 menuju jakarta dengan jadwal penerbangan pukul 18.25 wib. Lion air JT 294 menuju medan dengan jadwal penerbangan 18.25 wib dan Batavia Y6 562 menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan pukul 19.10.


Dikatakan  Juati, salah seorang calon penumpang Lion Air JT 239, dari Bandara SSK II menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan 17.10 wib bahwa pihak Lion Air tidak menyampaikan informasi delay secara resmi kepada calon penumpanganya. Hal tersebut membuat Juati kecewa dan merasa tidak dipedulikan sebagai calon penumpang.

"kami dirugikan dalam hal ini. karena tidak ada informasi resmi dari Lionair atas keterlambatan ini,"katanya saat ditanya wartawan. 

Dari pantauan Harian Vokal, ternyata anggota komisi D, DPRD Riau, Darisman Ahmad juga merupakan calon penumpang pesawat Garuda Indonesia, GA 179 yang hendak menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan 18.30 wib. Dia mengatakan sejumlah penerbangan memang terlambat sebelum adanya evakuasi pesawat garuda 738 yang tergelincir. Namun, dia tidak mempersoalkannya.

"Kita maklumi memang keterlambatan ini akibat insiden yang tidak dikehendaki semua orang. Kita maklumi itu. Meski hingga saat ini belum ada informasi resmi yang diberikan pihak garuda kepada penumpang. Berapa jam keterlambatan penerbangan ini saya juga belum tahu," kata Darisman yang juga politi PKS itu.
Dia juga sedikit memberikan komentar atas tergelincirnya pesawat Garuda 738. Menurutnya, sesuai hasil hearing dengan komisi A, DPRD Riau beberapa waktu lalu, memang ada faktor landasan. Dia menyatakan kalau landasan SSK II tersebut masih kurang sekitar 400 meter dari yang sebenarnya. 

Dia juga mengharapkan pemerintah segera menindaklanjuti kekurangan landasan tersebut.

"Kalau tidak salah memang sekitar 400 meter panjang landasan kurang. Kita juga harapkan agar poemerintah segera membenahi hal tersebut," katanya kepada Harian Vokal. (ynl)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berikan Komentar Anda, tanpa ada unsur fitnah, dan menyinggung SARA!