PEKANBARU (VOKAL)--Pesawat garuda 738 dengan penerbangan GA
174, dari Jakarta tergelincir di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II. Dari
keterangan yang dihimpun Harian Vokal, penerbangan dari bandara Soekarno Hatta,
Jakarta dari pukul 14.00 Wib dan lending di Bandara SSK II Pekanbaru dalam
kedaan darurat pukul Rp 15.30 Wib.
162 penumpang dapat keluar dengan selamat, meski sempat
terkurung di dalam pesawat selama 30 menit. Sementara itu, Mentri Lingkungan
Hidup, Prof. Dr. Batasar Kayambua juga berada dalam pesawat tersebut.
"Setengah jam penumpang belum dapat evakuasi dan
terkurung di dalam pesawat. Alhamdllah
tak ada korban jiwa ataupun yang luka-luka, tapi suasana memang
menegangkan," jelas Arifin, salah seorang penumpang kepada Harian Vokal,
Selasa (17/6) di terminal baru bandara SSK II.
Menurut pengakuan penumpang, Syahrul kepada Harian Vokal,
sebelum pesawat lending sempat berputar beberapa kali di udara. Karena cuaca
buruk membuat pilot pesawat ragu mendarat. Bahkan, kata Syahrul, sempat ada
rencana dari pilot untuk memutar pesawat ke bandara provinsi lain. Namun,
proses pendaratan akhirnya diputuskan tetap di bandara SSK II meski dengan
resiko.
"Hal itu dijelaskan awak pesawat setelah badan pesawat
berada dalam rumput," kata syahrul.
Dijelaskan Syahrul, menjelang pesawat turun terjadi
goncangan yang luar biasa. Semua penumpang yang tidak memasang sabuk pengaman
terpantul ke atas. Hal tersebut ditenangkan oleh awak pesawat. Awak pesawat
mengatakan "tenang-tenang, tidak bakal terjadi apa-apa, tetap
waspada". Ternyata lendingnya tidak ditengah landasan. Bahkan, keluar dari
landasan sekitar 10 meter.
"Baru sebentar, pesawat sudah berada di atas rumput, di
luar landasan sekitar 10 meter sebelah barat Bandara. Badan pesawat
melintang," kata syahrul.
Menurut Syahrul, setelah pesawat berhenti, langsung pilot
menghadap penumpang. Pilot minta maaf karena ada kesalahan pada sistem
pengereman pesawat.
" Pilot minta maaf dikatakannya ada sistem pengereman
bermasalah," sebutnya lagi.
Sementara itu, Siti Khalifah yang juga salah satu penumpang
mengatakan hal senada. Dikatakannya, dirinya sempat terkurung selama kurang
lebih setengah jam dalam pesawat. Memang dari terjadi goncangan di dalam
pesawat semua terdiam. Hal tersebut mungkin karena kecemasan penumpang. Dia
sendiri mengaku sangat ketakutan saat kejadian.
"Alhamdllah semua penumpang selamat. Meski saya merasa
ketakutan tadinya. Untung saja pilotnya hebat akhirnya pesawat bisa didaratkan
meski di atas rumput," terang Siti kepada Harian Vokal.
Ketika dikonfirmasi ke Duty Manager Bandara SSK II
Pekanbaru, Ibnu Hasan, dia hanya meminta maaf kepada wartawan. Dia mengaku
tidak tahu dengan kejadian tersebut.
"Mohon maaf saudara-saudara, saya belum tahu. Maaf,
belum bisa beri keeterangan. Nantilah dulu, ada konferensi pers. Cuma bandara kita ini tutup 1 jam untuk
proses evakuasi," katanya sekitar pukul 16.15 wib di Bandara.
Namun, hingga pukul 18.20 menit, pesawat Garuda tersebut
masih berada dengan kedaan melintang di atas rumput bagian barat bandara. Sama
sekali, belum ada pengevakuasian. Sehingga, hal tersebut membuat penerbangan
dari SSK II terpaksa ditunda.
Ketika wartawan hendak mengambil foto dan masuk ke TKP, pihak bandara tidak
mengizinkan.
"Tidak boleh ada yang masuk meski dari media
manapun," kata seorang petugas
bandara yang tidak mau menyebutkan namanya.
Sementara itu, saat Harian Vokal mendatangi ruangan OIC
untuk menemui Kepala Cabang Bandara, Anggoro Laras, namun tidak seorangpun
berada di ruangan tersebut. Terlihat ruangan OIC kosong melompong. Saat ditanya
ke security yang sedang bertugas, dia juga mengaku tidak tahu keberadaan kepala
cabang dan petugas lainnya.
Sementara manajer Garuda Pekanbaru, Erina Damayanti, saat
dihubungi melalui telepon selulernya dengan nomor 081357846222 sebanyak 7 kali,
meski panggilan masuk namun tak ada jawaban. SMS yang dikirim juga tak pernah
dibalas.
Sejumlah Penerbangan
Di Bandara SSK II Terpaksa Ditunda
Sejumlah penerbangan dari bandara SSK II Pekanbaru terpaksa
ditunda selama proses evakuasi pesawat garuda belum selesai dilaksanakan. Hal
tersebut membuat calon penumpang dari
berbagai penerbangan kecewa karena tidak ada informasi secara resmi
disampaikan.
Adapun penerbangan yang terpaksa ditunda, yakni Lion Air JT
238 dari Pekanbaru menuju Batam dengan jadwal penerbangan pukul 15.00. Lion Air
JT 239 dari Bandara SSK II menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan 17. 10 wib.
Sriwijaya air SJ 041 menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan pukul 17.30.
Garuda Indonesia GA 179 menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan 18.30 wib.
Lion air JT 295 menuju jakarta dengan jadwal penerbangan pukul 18.25 wib. Lion
air JT 294 menuju medan dengan jadwal penerbangan 18.25 wib dan Batavia Y6 562
menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan pukul 19.10.
Dikatakan Juati,
salah seorang calon penumpang Lion Air JT 239, dari Bandara SSK II menuju
Jakarta dengan jadwal penerbangan 17.10 wib bahwa pihak Lion Air tidak
menyampaikan informasi delay secara
resmi kepada calon penumpanganya. Hal tersebut membuat Juati kecewa dan merasa
tidak dipedulikan sebagai calon penumpang.
"kami dirugikan dalam hal ini. karena tidak ada
informasi resmi dari Lionair atas keterlambatan ini,"katanya saat ditanya
wartawan.
Dari pantauan Harian Vokal, ternyata anggota komisi D, DPRD
Riau, Darisman Ahmad juga merupakan calon penumpang pesawat Garuda Indonesia,
GA 179 yang hendak menuju Jakarta dengan jadwal penerbangan 18.30 wib. Dia
mengatakan sejumlah penerbangan memang terlambat sebelum adanya evakuasi
pesawat garuda 738 yang tergelincir. Namun, dia tidak mempersoalkannya.
"Kita maklumi memang keterlambatan ini akibat insiden
yang tidak dikehendaki semua orang. Kita maklumi itu. Meski hingga saat ini
belum ada informasi resmi yang diberikan pihak garuda kepada penumpang. Berapa
jam keterlambatan penerbangan ini saya juga belum tahu," kata Darisman
yang juga politi PKS itu.
Dia juga sedikit memberikan komentar atas tergelincirnya
pesawat Garuda 738. Menurutnya, sesuai hasil hearing dengan komisi A, DPRD Riau beberapa waktu lalu, memang ada
faktor landasan. Dia menyatakan kalau landasan SSK II tersebut masih kurang
sekitar 400 meter dari yang sebenarnya.
Dia juga mengharapkan pemerintah segera menindaklanjuti
kekurangan landasan tersebut.
"Kalau tidak salah memang sekitar 400 meter panjang
landasan kurang. Kita juga harapkan agar poemerintah segera membenahi hal
tersebut," katanya kepada Harian Vokal. (ynl)