Label

Rabu, 18 Juli 2012

Pertama Di Indonesia, MAN Teluk Kuantan 6 Bulan Belajar Bahasa Inggris Di Pare



MAN Teluk Kuantan memecah rekor, menjadi sekolah pertama se- Indonesia yang mampu mengirimkan siswanya selama 6 bulan di 'Perkampungan Inggris', Pare, Jawa Timur. Kegiatan itu diikuti  45 siswa dan 5 orang guru. Mereka berangkat bulan Desember 2011 dan pulangnya Juli 2012 kemarin. 6 bulan belajar di sana, siswa dan guru membawa perubahan yang signifikan terhadap perkembangan Bahasa Ingris di sekolah.

"Pare sangat terkenal dengan sebutan "kampung Inggris", karena masyarakat di sana menggunakan Bahasa
Inggris dalam percakapan sehari-hari. Hal itu menjadi daya tarik bagi masyarakat di Indonesia belajar
kesana. Namun, belum pernah ada sekolah yang mengutus siswa dan gurunya sampai satu semester (6 bulan) dengan segala konsekwensinya," jelas kepala MAN Teluk Kuantan, Riau, Zulkifli, M.Pd,  Rabu (18/7) via telepon selulernya. .

Diceritakan Zulkifli, program belajar Bahasa Inggris ke Pare sudah menjadi kebijakan sekolah. Hal itu   berawal dari kegagagalannya menjadi mahasiswa undangan ke Australia akibat tersandung Bahasa Inggris.

"Saya tak ingin siswa saya tidak mampu menguasai Bahasa Inggris. Makanya, saya berusaha bagaimana semua siswa bisa membumikan Bahasa Inggris di sekolah," sebutnya.

Oleh karena itu, Zulkifli sebelumnya mengutus 7 orang guru untuk mempelajari model Bahasa Inggris dan
mengadopsi kurikulum Bahasa Inggris di sekolah-sekolah favorit di Pare selama 3 bulan. Pertama kali MAN
Teluk Kuantan memprogramkan hal itu pada bulan Maret 2011. Setelah itu, baru mengutus 45 orang siswa.

Saat ditanya, bagaimana konsekwensi siswa yang mengikuti program belajar Bahasa Inggris selama 6 bulan terhadap mata pelajaran lainnya. Zulkifli menjawab bahwa selama satu semester itu, bobot mata pelajaran siswa yang harus ditempuh dilaksanakan di Pare.

"Kita kan mengirimkan guru mata pelajaran. Meski tidak semua guru mata pelajaran, namun kita sudah menjalin kerja sama dengan sekolah yang ada di Pare. Jadi anak tidak ketinggalan mata pelajaran selama di Pare. Buktinya, mereka tetap bisa menguasai mata pelajaran lainnya," jelasnya.

Adapun tujuan dari belajar Bahasa Inggris di Pare tersebut adalah untuk mengembangkan potensi berbahasa
disekolah baik oleh siswa apalagi guru. Dikatakan Zulkifli, tidak boleh lagi ada anak yang gagap berbahasa Ingris. Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa siswa yang menguasai Bahasa Inggris bisa tembus ke perguruan tinggi luar negeri setelah tamat MAN.

"Goal kita sebetulnya pengembangan bahasa dan menembus perguruan tinggi luar negeri. Saya rasa, untuk

kuliah di luar negeri banyak peluang, maka kita mendorong menyiapkan dari segi bahasa. Karena, itu yang
paling utama," katanya lagi.

Saat ditanya masalah biaya, Zulkifli mengatakan, biaya persiswa ditanggung orang tua masing-masing. Berapa besarannya, dia tak mau menjawab.

"Yang jelas orang tua sangat senang dan bahkan mau memberikan uang kepada anaknya demi penguasaan bahasa Ingris. Jadi, tak ada yang dirugikan dalam hal ini," tegasnya.

Terkait siswa yang belum berkesempatan mengikuti belajar Bahasa Inggris di Pare, kepala sekolah telah
menyiapkan adopsi kurikulum belajar bahasa inggris Pare untuk diajarkan kepada siswa lainnya. Selain itu,

Kepala sekolah juga mendatangkan WNA yang berada di Kuansing untuk menggiring siswa selalu berbahasa Inggris.

"Justru kita mendorong setiap siswa dan bahkan tukang kebun untuk bahasa inggris. Dengan keakraban bahasa Inggris di sekolah kami, anak yang tak berkesempatan ikut ke Pare pun menjadi terbiasa. yang penting tidak ada yang dirugikan dalam hal ini. Apalagi, sekali seminggu kami mendatangkan Mr. David, WNA asal Canada yang sedang bertugas di Kuansing untuk menggiring siswa berbahasa Inggris," jelasnya lagi.

Selanjutnya, Zulkifli mengaku sedang mempersiapkan "belajar Bahasa Inggris ke Pare angkatan II'. Rencana
keberangkatan untuk angkatan II itu pada bulan November mendatang.Terkait program mandiri dari MAN Teluk Kuantan, Kabid Madrasah dan Pendidikan Agama (Mapenda), kementrian Agama RI Kanwil Riau, Syaifunnajar, mengatakan pihaknya sangat apresiasi terhadap program tersebut. Dia menilai, MAN Teluk Kuantan adalah pemecah rekor mengirim siswa selama 1 semester ke perkampungan Inggris, Jawa Timur.

"Patut kita dukung bahwa program itu tidak merugikan siswa dan orang tuanya. Hanya MAN Teluk Kuantan yang berani memecah rekor. Meski MAN 1 Pekanbaru juga punya program penguasaan bahasa inggris yang baik," pungkasnya. (ynl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berikan Komentar Anda, tanpa ada unsur fitnah, dan menyinggung SARA!