PEKANBARU (VOKAL)--Terkait 7 orang lagi anggota DPRD Riau yang ditetapkan statusnya menjadi tersangka dalam dugaan kasus suap PON XVIII oleh KPK, Johar Firdaus sebagai ketua DPRD Riau mengaku kalau efektifitas kerja tidak terganggu alias lancar-lancar saja.
Saat dikonfirmasi wartawan, senin (16/7) di depan taman Bandara SSQ II Pekanbaru, dia menyebutkan bukti tidak terganggunya efektifitas kerja dewan, paripurna tetap kuorum. Artinya, banyaknya dewan tersandung hukum tidak menghalangi pihaknya mengambil keputusan.
"ya, tidak terganggulah. Buktinya, kita paripurna tetap kuorum kok. Tapi, dikatakan berpengaruh, iyalah. Tapi itu tidak mengurangi kinerja dewan," terang Johar.
Saat ditanya mengenai desakan Dewan ke parpol untuk mem PAW anggota yang tersandung hukum, Johar melimpahkan sepenuhkan ke Badan Kehormatan DPRD Riau. "Masalah PAW itu ke BK lah ditanya, karena itu wewenang BK ya," katanya lagi.
Ditempat terpisah, Anggota fraksi partai Golkar yang dinaikkan statusnya menjadi tersangka oleh KPK, Zulfan Heri, saat dikonfirmasi Harian Vokal, dia terkesan marah dan sangat kesal.
"Jangan tanya yang itu. Siapa yang mau jadi tersangka? Anda mau jadi tersangka? jangan tanya itu lo," katanya dengan nada yang marah dan raut muka yang kesal.
Setelah didesak, dia mengaku kalau hal tersebut adalah ujian dari Allah. "anggap saja ini ujian dari Allah," katanya.
Lanjutnya, dia mengaku tak terlibat dalam kasus uang suap tersebut. Bahkan, kata dia, dirinya tak pernah ikut dalam pertemuan di jalan Sumatra.
"Saya tak pernah terlibat dengan kasus suap atau uang lelah. Bahkan saya tak pernah terlibat dalam pertemuan di jalan sumatra. Titik terang persoalan ini belum jelas bagi saya. Karena, waktu itu saya pansus, kanya terpanggil," katanya lagi.
Sekembalinya ke kantor dewan dari bandara SSQ II, di dalam bus yang membawa anggota dewan, zulfan masih mengungkapkan kekesalannya atas konfirmasi Harian Vokal.
"Ada wartawan bertanya tadi, membuat saya marah. Karena, siapa pula yang mau jadi tersangka. Akhirnya Tuhan juga memberikan jatah kepada saya," katanya dengan anggota lainnya tanpa mengetahui adanya wartawan.
Sementara itu, Abu Bakar Siddik yang juga angota Fraksi Golkar mengatakan siap untuk menghadapi panggilan KPK. Dia mengaku, akan mengikuti proses hukum atas dirinya yang ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK.
"Kita ikuti saja prosedur hukum. Kita siap kok menghadapi panggilan KPK," jawabnya lunak. (ynl)
Saat dikonfirmasi wartawan, senin (16/7) di depan taman Bandara SSQ II Pekanbaru, dia menyebutkan bukti tidak terganggunya efektifitas kerja dewan, paripurna tetap kuorum. Artinya, banyaknya dewan tersandung hukum tidak menghalangi pihaknya mengambil keputusan.
"ya, tidak terganggulah. Buktinya, kita paripurna tetap kuorum kok. Tapi, dikatakan berpengaruh, iyalah. Tapi itu tidak mengurangi kinerja dewan," terang Johar.
Saat ditanya mengenai desakan Dewan ke parpol untuk mem PAW anggota yang tersandung hukum, Johar melimpahkan sepenuhkan ke Badan Kehormatan DPRD Riau. "Masalah PAW itu ke BK lah ditanya, karena itu wewenang BK ya," katanya lagi.
Ditempat terpisah, Anggota fraksi partai Golkar yang dinaikkan statusnya menjadi tersangka oleh KPK, Zulfan Heri, saat dikonfirmasi Harian Vokal, dia terkesan marah dan sangat kesal.
"Jangan tanya yang itu. Siapa yang mau jadi tersangka? Anda mau jadi tersangka? jangan tanya itu lo," katanya dengan nada yang marah dan raut muka yang kesal.
Setelah didesak, dia mengaku kalau hal tersebut adalah ujian dari Allah. "anggap saja ini ujian dari Allah," katanya.
Lanjutnya, dia mengaku tak terlibat dalam kasus uang suap tersebut. Bahkan, kata dia, dirinya tak pernah ikut dalam pertemuan di jalan Sumatra.
"Saya tak pernah terlibat dengan kasus suap atau uang lelah. Bahkan saya tak pernah terlibat dalam pertemuan di jalan sumatra. Titik terang persoalan ini belum jelas bagi saya. Karena, waktu itu saya pansus, kanya terpanggil," katanya lagi.
Sekembalinya ke kantor dewan dari bandara SSQ II, di dalam bus yang membawa anggota dewan, zulfan masih mengungkapkan kekesalannya atas konfirmasi Harian Vokal.
"Ada wartawan bertanya tadi, membuat saya marah. Karena, siapa pula yang mau jadi tersangka. Akhirnya Tuhan juga memberikan jatah kepada saya," katanya dengan anggota lainnya tanpa mengetahui adanya wartawan.
Sementara itu, Abu Bakar Siddik yang juga angota Fraksi Golkar mengatakan siap untuk menghadapi panggilan KPK. Dia mengaku, akan mengikuti proses hukum atas dirinya yang ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK.
"Kita ikuti saja prosedur hukum. Kita siap kok menghadapi panggilan KPK," jawabnya lunak. (ynl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar Anda, tanpa ada unsur fitnah, dan menyinggung SARA!